Senin, 22 Maret 2010

Kain Tradisional - Cara Membedakannya

Masyarakat Pekalongan menyebut Tenun Tradisional (Istilah lainnya Tenun Gedog) dengan nama tenun ‘tok-klek’, meniru bunyi dari mesin manual tersebut. Kata ‘tok’, karena pengaruh bunyi pengait sisir tenun tertarik pada saat kaki penenun menginjakannya pada bagian dari mesin manual tersebut untuk membuka benang lusi. Sedangkan kata ‘klek’, karena pengaruh bunyi pada saat penenun menarik alat sekoci untuk benang pakan yang fungsinya untuk menganyam kain. Kedudukan benang lusi dalam proses pembuatan kain tenun adalah kontstuksi benang yang memanjang sedangkan benang pakan yang melebar.

Saat ini, perajin mulai banyak meninggalkan tradisi aslinya dengan tujuan untuk menekan biaya overhead dan produksi sehingga dapat meningkatkan omset penjualan dengan harga lebih terjangkau, maka dibuatlah kain yang konstruksi & teksturnya sama persis seperti kain tenun tradisional dengan Alat Tenun Mesin (ATM). Sama artinya kain tekstil yang dibuat oleh pabrik. Dengan demikian jika pelanggan tidak paham betul tentang kain tradisional maka akan salah dalam memilih kain karena kelebihan Alat Tenun Mesin (ATM) bisa mengerjakan jenis kain apa saja termasuk kain tradisional dengan biaya rendah dan proses produksi relatif lebih cepat.

Tidak heran jika kain yang dihasilkan oleh alat tenun mesin (ATM) tekstur atau kerapatan benangnya sama dan lebih konsisten karena tenaga yang dihasilkan oleh mesin stabil. Sedangkan tenun tradisional berbeda karena stabilitas tenaga yang dikeluarkan tergantung daya tahan manusia yang mengerjakannya, maka tekstur kain atau kerapatan benangnya tampak alami.

Untuk menghindari kekeliruan, maka cara yang paling mudah membedakan antara kain tenun tradisional dan yang dibuat dengan mesin adalah pada saat bahan tersebut masih dalam bentuk kain yang belum dijahit. Kain yang dihasilkan dari alat tenun mesin (ATM) tampak rapi beraturan pada bagian tepi kainnya karena dalam mesin ATM dilengkapi dengan alat yang berfungsi merapikan dan menyesuaikan bagian tepi kain tersebut, sedangkan tenun tradisional, hasil kainnya relatif rata tetapi tidak beraturan pada tepi kainnya.

Sumber: http://galeridonita.com/artikel/

0 komentar :