Kamis, 09 Desember 2010

Baju Muslim Indonesia Lebih Kreatif



Diakui oleh mantan Miss Malaysia, Dato' Yasmin Yusuff, dan perancang busana muslim wanita asal Indonesia, Jenny Tjahjawati, desain busana muslim Indonesia lebih kreatif dan berani. Hal ini diungkapkan oleh keduanya kepada Kompas Female, hari ini, Jumat, 12 November 2010, seusai rangkaian sesi pertama peragaan busana dalam Islamic Fashion Festival 2010 yang berlangsung di Ballroom Hotel JW Marriott, Kuala Lumpur.

Di waktu terpisah, keduanya sepakat bahwa rancangan model baju muslim terbaru karya desainer Indonesia lebih kreatif dan berani. "Rancangan perancang Indonesia lebih berani memadupadankan detail. Sangat berani untuk menggunakan detail. Pays attention to details. Hal ini mungkin merefleksikan masyarakat Indonesia itu sendiri, yang artistik, kreatif, dan cultured," urai Dato' Yasmin Yusuff, yang juga berlaku sebagai pembawa acara beberapa sesi ajang ini, sambil bergantian mengenakan busana dari perancang yang berpartisipasi.


Senada dengan Dato' Yasmin Yusuff, salah satu perancang Indonesia yang turut memamerkan busananya hari ini, Jeny Tjahyawati, mengatakan, "Cutting desainer Indonesia lebih berani dan lebih senang bereksperimen. Saya sendiri banyak bermain dengan draping serta permainan detail manik-manik dan payet."

Keduanya juga sepakat bahwa garis rancangan pakaian muslim Malaysia lebih cenderung memilih busana kaftan, yang longgar, dan tak terlalu membentuk badan. "Sepertinya ini ada faktor keturunan juga. Orang Malaysia banyak yang datang dari keturunan Timur Tengah sehingga banyak suka kaftan, sementara di Indonesia lebih bercampur, dan seleranya juga percampuran," terang Jeny yang membawakan koleksi bertema "Migration: Romantic Return", sore ini.

"Menurut saya, mengapa orang Malaysia lebih memilih menggunakan pakaian model kaftan adalah karena budaya kami. Pakaian nasional kami, baju kurung dan kebaya cenderung, seperti itu, saya rasa. Karena itulah kami lebih banyak yang memilih
model baju muslim terbaru seperti itu. Bahan-bahan yang melayang, longgar, terasa lebih dingin karena cuaca di sini panas," ucapnya.

"Sementara itu, perancang Indonesia lebih suka mendesain pakaian yang lebih pas tubuh dan ber-layer. Seperti salah satu busana dari perancang Indonesia yang saya kenakan beberapa hari lalu, yang terdiri dari setidaknya 5 layer, itu membuat saya berkeringat. Namun, busana Malaysia yang cenderung senang kaftan ini juga menurut saya kurang baik untuk kesehatan. Wanita yang senang mengenakan busana longgar cenderung cuek dengan bentuk tubuhnya karena ia tahu ia bisa menutupi tubuh membesar dengan busana lebar," cerita Dato' Yasmin Yusuff yang juga akan membawa acara gala dinner IFF yang rencananya akan dihadiri pula oleh HM Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agong, HRH Tengku Puan Pahang, dan HRH Raja Puan Muda Perak di Ballroom JW Marriott, Kuala Lumpur.

Kompas.com

0 komentar :