PRASANGKA, Bisa Jadi Hambatan Terbesar Jadi Musisi Besar
Musik - APA hal paling berbahaya yang paling sering dilakukan musisi atau anak band? Membunuh? Narkoba? Plagiat? Ternyata bukan. PRASANGKA lebih berbahaya. Berprasangka bisa membuat orang membunuh. Berprasangka bisa membuat suami melakukan kekerasan kepada istrinya. Berprasangka bisa membuat peperangan. Berprasangka bisa membuat perceraian. Prasangka bisa membuat musisi menghujat musisi lain. Mengapa ada prasangka? Dalam beberapa hal, prasangka muncul karena tidak ada keterbukaan dan niat untuk mencari kebenaran. Prasangka sering berbanding lurus dengan kadar emosi yang tidak bisa dikontrol. Ketika kita sedang berprasangka, biasanya emosi menjadi kawan seiring yang saling ngompori. Prasangka juga tidak mendasarkan pergerakannya dengan logika. Biasanya, prasangka juga tidak pernah melibatkan hati. Meski mungkin prasangka itu menemukan kebenaran [kelak], tapi di awal selalu menjungkirbalikkan semua logika dan akal sehat. Yang penting meminggirkan kebenaran dulu, sebelum menemukan fakta apakah kebenaran itu benar adanya. Adakah manajemen prasangka yang sehat? Sederhananya begini, ketika kita mulai berprasangka, bersikaplah seperti ‘detektif’ untuk menemukan kebenaran dan fakta yang sebenarnya. Sementara, abaikan emosi, si kawan seiring prasangka. ketika menemukan kebenaran, harus emosikah? Rasanya tak relevan juga akhirnya. Bagaimana dengan musisi? Prasangka bahwa karya orang lain lebih jelek dibanding karyanya sendiri, menjadikan musisi itu terjebak pada “pendangkalan” sosial. Tak hanya musisi sebenarnya, siapapun yang berada di area industri musik ini, saat menjadi “hamba” prasangka, sebenarnya dia sudah terjungkal atas dirinya sendiri. Semakin rajin berprasangka, semakin kita hidup dengan tuduhan. Nyaman nggak? Saran saya yang orang biasa ini, berkarya yang terbaik sajalah. Tidak suka dengan karya orang lain? Ya tidak usah didengerin atau dibaca atau ditonton.
0 komentar :
Posting Komentar