Senin, 15 November 2010

Motor Antik Yang Tak Ternilai

Bagi yang yang tidak tertarik ... kumpulan motor-motor itu mungkin hanyalah onggokan besi tua yang berkarat. Tetapi bagi sekumpulan kolektor motor tua,onggokan itu bak harta karun yang tak ternilai. Kegemaran akan motor-motor tua mungkin punyanilai tersendiri bagi mereka. Sepeda motor antik dikoleksi sebagai gaya hidup. Agar motor tampil seperti aslinya, para kolektor terpaksa memburu suku cadang sampai ke negeri asalnya.

Motor lawas memang memikat. Usianya cukup tua, sekitar 50 tahun, tapi rata-rata sosoknya seksi. Banyak lekukan membulat, lampu-lampunya unik, sadel besar dari kulit, rangka bodi kadang rumit berpadu knalpot yang bersuara besar sangat khas. Jauh berbeda dibandingkan dengan umumnya sepeda motor masa kini yang berbentuk lancip dan statis.

Motor tua juga unik, dan riwayatnya seru. Misalnya motor BSA Sloper yang dikoleksi Hoentoro Hadiwidjojo, pengusaha yang tinggal di bilangan Perumahan Permata Hijau, Jakarta Selatan, yang diproduksi tahun 1928. Isi perut motor bermesin 493 cc ini tampak telanjang pada komponen stut atau batang penekan katup. Kemudian lampunya harus dinyalakan dengan bahan bakar karbit. Terakhir, transmisinya juga masih menempel di tangki.

Lebih gila apa yang dilakukan Juned, 43 tahun, yang juga Ketua Motor Antique Club Indonesia Jakarta. ”Dokter” motor lawas yang tinggal di Cawang, Jakarta Timur, ini bulan April lalu memboyong dari Semarang sebuah motor klasik yang diperkirakan produksi di bawah tahun 1912. Pemilik motor lawas jenis DKW tahun 1957 dan BSA M-20 tahun 1948 tersebut langsung kesengsem padahal kondisinya mirip bangkai karatan teronggok tanpa roda. ”Saya kagum dan langsung membelinya,” kata Juned, yang merogoh kocek hingga Rp 20 juta.

Kontes atau pameran motor antik menjadi ajang pembuktian bahwa menggemari dan memburu motor gaek untuk koleksi bisa bernilai tinggi.

Sumber - johndoe200844.multiply.com

Temukan semuanya tentang Bisnis & Promosikan Usaha Anda di Iklan Gratis

0 komentar :