Rabu, 13 April 2011

Jangan Marah

People - ENTAH mengapa, saya selalu
merasakan penyesalan yang terlalu, ketika usai melampiaskan kemarahan
kepada siapapun. Saya tidak peduli, benar atau tidak, tapi ketika
kemarahan itu begitu memuncak, rasanya seperti bukan saya yang berada
pada tubuh ini.




Ibarat porselen yang retak,
kemarahan itu tidak akan terlupakan meski kita sudah menambalnya dengan
lem yang paling pekat dan lengket sekalipun. Jika kita marah dengan
seseorang, terkadang sering kali tanpa kita sadari kata – kata yang
kita lontarkan itu telah melukai dan menyakiti hati orang lain dan
meninggalkan luka didalam hatinya. Dan seberapa banyaknya kita minta
maaf, luka itu akan terus membekas di dalam hatinya.



Ada sebuah ilutrasi singkat
tentang bagaimana kemarahan itu lebih menimbulkan luka, daripada
kelegaan. Kemarahan selalu menimbulkan luka batin yang entah sampai
kapan akan terbawa. Mungkin sampai mati. Seorang kawan mengatakan, luka
itu akan tersimpan sebagai bank kenangan yang kelak terbawa sampai
mati. Artinya apa? Luka itu tak akan pernah kering. Memaafkan mungkin,
tapi tak melupakan.



Ada sebuah kisah sederhana yang merepresentasikan tentang kemarahan itu. Begini:



Pada suatu hari ada seorang anak
yang mempunyai sifat pemarah, untuk mengurangi kebiasaan buruknya itu
sang Ayah memberikan sekantong paku kepada anaknya, sambil berkata
kepada anaknya untuk memakukan sebuah paku pada papan kayu pagar
dirumahnya tiap kali marah.



Hari pertama anak itu telah
memakukan banyak paku ke pagar setiap kali marah dan seiring
berjalannya waktu secara bertahap jumlahnyapun berkurang Hingga tibalah
hari dimana anak tersebut mulai bisa mengendalikan amarahnya. Dia lalu
memberitahukan Ayahnya akan hal itu dan mengusulkan untuk mencabuti
paku – paku yang ditancapkannya di pagar rumahnya tiap kali dia bisa
menahan marahnya.



Hari – hari berlalu dan anak laki
laki itu akhirnya memberitahukan kepada Ayahnya bahwa semua paku telah
tercabuti olehnya. Lalu sang Ayah menuntunnya ke pagar bekas lubang
paku tersebut dan berkata,



”Nak, Lihatlah lubang –
lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah sama seperti
sebelumnya, hal ini sama dengan ketika kamu mengatakan sesuatu dalam
kemarahan. Kata katamu akan meninggalkan bekas seperti lubang ini di
dalam hati orang lain. Kamu dapat menusukkan sebuah pisau ke dalam hati
seseorang, lalu mencabut pisau itu, tetapi beberapa kali kamu minta
maaf. Luka itu tetap akan membekas dan ada didalam hati orang yang
telah kamu lukai hatinya.”


Bila ingin marah, cobalah untuk
berpikir dua kali sebelum kamu menyakiti dan menorehkan luka di hati
orang lain. Karena kemarahan itu melukai.

Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis

0 komentar :