Membahas Tentang Obesitas
Fashion - Dahulu pria mungkin mahluk yang paling cuek dengan penampilan mereka. Stereotype pria yang macho, berkeringat dan bekerja kasar di luar ruangan memang sempat membuat pencitraan kita di dasawarsa lampau pada sosok pria stagnan. Namun jangan salah, kini seiring kemajuan zaman, priapun mulai memperhatikan gaya hidup dan penampilannya. Meski demikian gaya hidup masyarakat perkotaan telah mengalami pergeseran. Gaya hidup instan yang ingin serba cepat, serba pintas dan minim usaha membawa dampak buruk bagi kaum urban. Baca Selengkapnya disini
Ya, obesitas adalah salah satu indikator dari menjamurnya gaya hidup instan di kalangan masyarakat. Secara harafiah, obesitas dapat diartikan sebagai kelebihan berat badan akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Perbandingan normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30 persen pada wanita dan 18-23 persen pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30 persen dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25 persen dianggap mengalami obesitas. Wanita biasanya menyimpan lemaknya pada bagian pangkal paha dan pantat sementara pria biasanya membangun tumpukan lemak seputar perut.
Coba kita pergi ke mall atau pusat perbelanjaan. Lihat berapa banyak jumlah resto cepat saji, kafe sampai warung kopi franchise bertebaran di hampir setiap pelosok mall. Apa yang mereka tawarkan? Jelas sebuah aktivitas makan dan minum yang dibungkus rapi dalam balutan gaya hidup urban. Namun dengan segala hormat, pernahkah Anda mengukur dan mengkaji apakah makanan dan minuman yang ditawarkan mereka masuk dalam kategori asupan sehat?
Di Amerika lebih dari 60 persen orang berumur 20 tahun ke atas kelebihan berat badan. Seperempat dari orang dewasa di negeri itu obesitas sehingga meningkatkan risiko tinggi terserang penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, stroke, dan beberapa bentuk kanker. Dalam sebuah penelitian terakhir yang dipublikasikan dalam jurnal Federation of the American Societies for Experimental Biology terungkap bahwa terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji tidak hanya menyebabkan obesitas tetapi juga mengikis kemampuan otak. Hal ini dibuktikan pada penelitian oleh para peneliti dari Oxford University yang dirilis tahun 2009 lalu. Para peneliti menemukan, selain melebarkan ukuran lingkar pinggang, makanan kaya lemak seperti kari, kebab, burger dan keripik bisa menurunkan kecerdasan.
0 komentar :
Posting Komentar