Panduan Meliput Wedding Fotografi
Pekerjaan meliput acara pernikahan lewat fotografi memang bukan pekara hal yang mudah namun juga bukan hal yang sulit tapi semua butuh persiapan yang matang dan koordinasi antara fotografer dan pengantinnya agar terjadi suatu kesepakatan dalam pemotretan. Untuk menjalankan hal tersebut simak tips berikut:
1. Foto portrait dan group Portrait
Di acara pernikahaan, fotografter dituntut untuk bisa foto portrait/orang dan mengendalikan cahaya dengan baik. Jika ada kesempatan, pilihlah latar belakang yang menarik tapi tidak terlalu mengganggu pandangan dari subjek utama (orangnya). Kalau bisa hindari pemakaian lampu kilat secara langsung karena cahaya langsung dari flash sifatnya keras dan menyilaukan orang yang difoto.
Sama halnya dengan mengendalikan lampu video (halogen). Hindari menyinari subjek secara langsung. jika Ada yang memakai kacamata, pantulannya akan menutupi mata (glare). Sebaiknya lampu kilat/video dipantulkan ke langit-langit dulu sehingga kualitas cahaya lebih halus.
2. Menyeimbangkan lampu kilat dengan lingkungan
Keterampilan yang penting dalam fotografi pernikahan adalah mengetahui dasar fotografi dan dasar lighting. Merupakan bencana kalau sang fotografer hanya bisa mengunakan mode AUTO. Mengendalikan lampu kilat di mode manual juga sangat penting. Seringkali saya melihat fotografer yang mengunakan merek flash yang tidak semerek dengan kameranya. Yang tidak semerek biasanya penghitungan AUTO/TTLnya tidak akurat. Sehingga fotografer harus mengendalikan kekuatan flash dengan mode manual.
3. Timing dan komposisi yang bercerita
Tugas yang paling berat bagi fotografer wedding adalah memotret saat yang tepat dengan sudut pengambilan dan komposisi yang tepat. Untuk mendapatkan foto yang momennya bagus, kita harus rajin mengantisipasi dan selalu siap sedia. Kesabaran juga sangat penting. Tidak ada artinya foto berturut-turut layaknya mengunakan senapan mesin jika momennya tidak bagus. Daripada 1000-2000 foto yang biasa-biasa saja, lebih baik 100-200 foto yang timingnya pas.
Momen yang tepat ditambah dengan komposisi yang bagus, akan membuat foto lebih kuat lagi. Komposisi yang baik adalah komposisi yang selain subjek fotonya menarik, latar belakangnya juga mendukung. Subjek foto dan latar belakang seakan-akan bercerita tentang apa yang terjadi malam itu dengan jelas dan menarik.
4. Editing dan manajemen foto (post processing)
Tidak semua foto perlu di edit habis-habisan. Menguasai proses editing bagi saya perlu misalnya untuk mengkoreksi terang gelap, warna, distorsi lensa, kroping dan kontras. Saya berupaya tidak terlalu mengubah warna dan isi foto supaya hasilnya tetap bisa mencerminkan kejadian pada saat itu. Sehingga 10 tahun kedepan, saya berharap pengantin, keluarga dan tamu bisa mengingat keadaan saat itu dengan mudah.
Demikian tipsnya dalam meliput acara pernikahan dengan media fotigrafi semoga bermanfaat, temukan info menarik tentang Photo Pernikahan
1. Foto portrait dan group Portrait
Di acara pernikahaan, fotografter dituntut untuk bisa foto portrait/orang dan mengendalikan cahaya dengan baik. Jika ada kesempatan, pilihlah latar belakang yang menarik tapi tidak terlalu mengganggu pandangan dari subjek utama (orangnya). Kalau bisa hindari pemakaian lampu kilat secara langsung karena cahaya langsung dari flash sifatnya keras dan menyilaukan orang yang difoto.
Sama halnya dengan mengendalikan lampu video (halogen). Hindari menyinari subjek secara langsung. jika Ada yang memakai kacamata, pantulannya akan menutupi mata (glare). Sebaiknya lampu kilat/video dipantulkan ke langit-langit dulu sehingga kualitas cahaya lebih halus.
2. Menyeimbangkan lampu kilat dengan lingkungan
Keterampilan yang penting dalam fotografi pernikahan adalah mengetahui dasar fotografi dan dasar lighting. Merupakan bencana kalau sang fotografer hanya bisa mengunakan mode AUTO. Mengendalikan lampu kilat di mode manual juga sangat penting. Seringkali saya melihat fotografer yang mengunakan merek flash yang tidak semerek dengan kameranya. Yang tidak semerek biasanya penghitungan AUTO/TTLnya tidak akurat. Sehingga fotografer harus mengendalikan kekuatan flash dengan mode manual.
3. Timing dan komposisi yang bercerita
Tugas yang paling berat bagi fotografer wedding adalah memotret saat yang tepat dengan sudut pengambilan dan komposisi yang tepat. Untuk mendapatkan foto yang momennya bagus, kita harus rajin mengantisipasi dan selalu siap sedia. Kesabaran juga sangat penting. Tidak ada artinya foto berturut-turut layaknya mengunakan senapan mesin jika momennya tidak bagus. Daripada 1000-2000 foto yang biasa-biasa saja, lebih baik 100-200 foto yang timingnya pas.
Momen yang tepat ditambah dengan komposisi yang bagus, akan membuat foto lebih kuat lagi. Komposisi yang baik adalah komposisi yang selain subjek fotonya menarik, latar belakangnya juga mendukung. Subjek foto dan latar belakang seakan-akan bercerita tentang apa yang terjadi malam itu dengan jelas dan menarik.
4. Editing dan manajemen foto (post processing)
Tidak semua foto perlu di edit habis-habisan. Menguasai proses editing bagi saya perlu misalnya untuk mengkoreksi terang gelap, warna, distorsi lensa, kroping dan kontras. Saya berupaya tidak terlalu mengubah warna dan isi foto supaya hasilnya tetap bisa mencerminkan kejadian pada saat itu. Sehingga 10 tahun kedepan, saya berharap pengantin, keluarga dan tamu bisa mengingat keadaan saat itu dengan mudah.
Demikian tipsnya dalam meliput acara pernikahan dengan media fotigrafi semoga bermanfaat, temukan info menarik tentang Photo Pernikahan
0 comments :
Posting Komentar